Humor Membuat Hidup Kita Menjadi Lebih Baik

Humor Membuat Hidup Kita Menjadi Lebih Baik – Humor punya riwayat panjang dalam kehidupan manusia. Pada zaman Yunani Kuno, para filosof mempunyai keyakinan bahwa suasana hati manusia ditentukan oleh empat macam cairan dalam tubuh, yakni darah (sanguis), lendir (phlegm), empedu kuning (chloer) dan empedu hitam (melancholy). Cairan itu dalam bahasa latin disebut umor. Konon, dari sanalah istilah humor berawal.

Akan tetapi jika merujuk pada kondisi pada saat ini, makna humor dalam tafsiran Yunani Klasik itu agaknya tidak lagi relevan. Saat ini masyarakat mengenal humor sebagai sesuatu yang berhubungan dengan kelucuan, kegelian dan kejenakaan. Humor bisa jadi ialah satu dari sedikit hal yang dapat mengalihkan manusia dari kerasnya kehidupan. poker 99

Sebagai produk seni populer, humor diyakini pertama kali berkembang di kawasan Eropa, terutama Inggris di abad ke-XVII. Di zaman itu, humor berkembang di dalam bentuk teater satire. Humor diterima dengan antusias oleh publik kelas menengah Eropa di masa awal industrialisme yang sudah bosan dengan seni opera yang cenderung kaku dan formal. www.americannamedaycalendar.com

Pada rentang sejarah yang selanjutnya, humor mulai berkembang ke dalam jenis dan gaya yang bermacam-macam. Hari ini kita mengenal berbagai macam jenis dari humor mulai dari humor slaptick, satire, sarkasme, absurd sampai humor sensual. Cara penyampaiannya pun mengalami evolusi. Salah satu yang belakangan ini populer ialah gaya komedi tunggal (stand up comedy).

Humor Membuat Hidup Menjadi Lebih Baik

Tujuan dari humor pun pada saat ini tidak lagi sebatas menjadi media menyampaikan kelucuan. Lebih dari itu, humor juga sering kali dijadikan alat untuk melakukan kritik dan perlawanan atas situasi sosial-politik yang dirasa timpang. Menjadi wajar jika di dalam situasi sosial yang jauh dari keterbukaan, humor-humor satire yang cerdas justru tumbuh subur.

Dalam konteks tersebut kita tentu ingat mendiang Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai tokoh yang menjadikan humor sebagai sarana refleksi dan kritik sosial. Pada masa kekuasaan Suharto, ketika kritik dalam bentuk pemikiran ilmiah atau gerakan sosial selalu terbentur tembok-tembok kekuasaan, humor menjadi saluran perlawanan paling efektif.

Terdapat begitu banyak alasan mengapa humor itu baik dan penting. Bukan sekadar untuk bahagia, akan tetapi juga sehat.

Vanesha Prescilla, pemeran Milea dalam film Dilan 1990 mengaku bahwa dia tidak memiliki kriteria khusus soal laki-laki ideal. Akan tetapi, karena merasa kurang cocok dengan laki-laki yang mengumbar kata-kata mesra, ia lebih memilih laki-laki humoris.

Milea tak sendiri. Survei yang pernah diadakan oleh Men’s Health terhadap sekitar 1.000 perempuan berusia 21 tahun sampai dengan 50 tahun juga melaporkan bahwa sekitar 83 persen perempuan memilih melanjutkan kencan dengan laki-laki humoris.

Jefry Hall, Ph.D yang adalah seorang profesor komunikasi di University of Kansas memberikan pendapat bahwa laki-laki yang humoris biasanya lebih tenang dalam menghadapi masalah dan tidak membiarkan emosinya meledak-ledak.

Dalam laporan penelitiannya yang dipublikasikan di Western Journal of Communication, Profesor Hall mengatakan bahwa lelucon merupakan semacam perantara bagi mereka untuk berbagi pengalaman dan cara pandang mengenai masalah, dan mereka akan tersenyum ketika melewati proses nya. Menurut Profesor Hall, berbagi dan bersikap terbuka merupakan pertanda adanya hubungan yang sehat.

Dikutip dari Kumparan, sifat humoris dari seseorang menunjukkan bahwa diri nya memiliki harga diri yang tinggi. Mereka dapat membuat orang bahagia dan juga membuat banyak orang tertawa dengan apa yang mereka katakan atau dengan apa yang mereka lakukan.

Selera humor yang baik ditulis oleh Elite Daily merupakan perangkat sosial yang penting. Humor yang ditempatkan dan disampaikan dengan tepat dapat membuat kita keluar dari sudut pandang yang sempit.

Humor dan juga “kehidupan yang baik” tampaknya berjalan seiring. Mereka yang humoris seperti bergerak dengan mudah ke arah manapun. Terdapat beberapa alasan kenapa mereka begitu.

Beberapa di antaranya adalah karena mereka mudah untuk menyesuaikan diri, dan juga mereka sangat memperhatikan hal-hal secara detil karena humor biasanya muncul dari hal-hal kecil yang sering luput dari perhatian umum, membuat kerja kelompok menjadi lebih kreatif dan juga bersemangat, serta dapat mengurangi stres.

Dilansir dari Psych Central, sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Caleb Warren, seorang asisten profesor marketing yang berasal dari University of Arizona Eller College of Management,  dan Adam Barsky yang berasal dari University of Melbourne dan juga A. Peter McGraw yang berasal dari University of Colorado’s Leeds School of Business melihat bagaimana dan kapan humor dapat membantu orang-orang untuk mencapai tujuannya.

Dalam makalah yang diterbitkan di dalam Journal of Consumer Research ini para peneliti membagi tujuan orang-orang menjadi tiga kategori besar, yaitu; tujuan hedonis yang adalah memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan penderitaan, tujuan utilitarian yang adalah mengoptimalkan kesejahteraan jangka panjang dan juga tujuan sosial yang adalah bergaul dengan orang lain.

Para peneliti tersebut mengintegrasikan wawasan psikologi, manajemen, linguistik, antropologi, kedokteran dan ilmu saraf untuk mengusulkan kerangka yang merangkum pengetahuan ilmiah sekarang tentang humor.

Ketiga orang peneliti tersebut memberikan pendapat bahwa pemahaman akan humor dapat membantu orang-orang untuk merasa lebih baik. Menjadikan aktivitas yang menyenangkan, seperti makan di restoran atau menonton film, menjadi lebih menyenangkan, dan juga menjadikan aktivitas yang membosankan, seperti ke dokter gigi atau mengantre, menjadi tidak terlalu menyebalkan.

Berbagi tawa juga dapat membantu orang-orang merasa saling terhubung dan dapat bergaul lebih baik dengan yang lain.

Akan tetapi, humor tidak selalu meningkatkan hasil utilitarian, seperti pengambilan keputusan atau kesehatan. Karena sekalipun humor dan tawa dapat membuat orang menjadi lebih kreatif, akan tetapi pada saat yang sama juga dapat membuat kita menjadi lebih ceroboh.

Menonton film lucu dapat membantu untuk mengatasi penyakit emosional, seperti cemas dan depresi, akan tetapi hanya ada sedikit bukti bahwa humor dapat membantu kanker, atau bahkan flu biasa.

Begitu pula dengan usaha untuk membuat orang lain tertawa. Kadang-kadang hal tersebut dapat membantu orang untuk mencapai tujuan mereka, tetapi terkadang justru menghambat. Misalnya melontarkan lelucon untuk membantu orang memahami maksud dan mendapatkan perhatiannya, akan tetapi hal tersebut dapat membuat kesan tidak penting.

Humor Membuat Hidup Menjadi Lebih Baik 1

Salah satu kesimpulan penting dari makalah tersebut adalah bahwa efek dari usaha untuk membuat orang lain tertawa bergantung pada jenis lelucon yang diceritakan. Menggoda atau membuat lelucon yang menghina tidak membuat orang merasa terhibur, bahkan akan membuat canggung keadaan, dan bisa merusak persahabatan serta kekeluargaan.

Akan tetapi, seperti dilaporkan Psychology Today, dengan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang humor, para ahli meyakini humor dapat membantu orang untuk hidup lebih baik.

Membantu mereka mengatasi rasa sakit dan stres, sampai mendorong orang menggunakan humor untuk mengkritik suatu merek atau produk yang mengecewakan.